Social Icons

Rabu, 16 September 2009

Aku Masih Kangan Sama Kamu

Saya mempunyai seorang sahabat yang sangat baik sekali. Perjalanan waktu dan tantangan kehidupan yang membuat kami berpisah sekian lama. Saya merasa sangat kehilangan dia, saya rindu dengan dia, saya mendambakan kehadirannya. Pada suatu hari saya mendengar kabar bahwa ia akan datang menemui saya dan akhirnya kami pun bertemu kembali. Ketika awal pertemuan dia mengatakan bahwa pertemuan ini tidak akan lama, hanya beberapa hari saja setelah itu dia akan pergi lagi. maka untuk itu, hari-hari kami lalui bersama, jalan bersama, makan bersama, beraktivitas bersama. Saya tidak mau melewat hari itu dengan sia-sia tanpa berarti. Saya merasa bahagia sekali bisa bertemu dia karena dia mengajarkan banyak hal kepada saya; saya diajarkan optimis dalam menjalani hidup, saya diajarkan agar selalu bersabar, saya diajarkan agar selalu berbuat baik kepada sesama, saya diajarkan agar senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada saya, saya diajarkan untuk rendah hati, istiqomah dan lain-lain. Ketika tiba waktunya berbisah saya sangat sedih sekali. Terlintas dalam pikir saya, apakah saya masih bisa berjumpa dengannya lagi? Kini saya menjalankan hari-hari seperti biasa lagi tanpa dia ada disisi saya.
Cerita ini saya analogi dengan ramadhan, Ketika ramadhan datang kita merasa gembira dengan kedatanganya dan merasa bahagia menjalani hari-hari bersama dengan ramadhan, menjalani rutinitas yang ada dalam ramadhan dengan sabar, menikmati segala fasilitas yang disediakan ramadhan; ada sahur, ceramah agama, buka puasa, sholat tarawih, sholat witir, sholat tahajjud, tadarus al-Qur'an, zakat fitra, berbagi rezeki dengan sesama. Ramadhan mengajarkan kita banyak hal dalam menjalani kehidupan ini, diantaranya: mengajarkan kita keikhlasan, mengajarkan tentang syukur, mengajarkan kita rendah hari, mengajarkan kita bersifat sabar, menumbuhkan dalam diri kita agar peka terhadap lingkungan sekitar (kepedulian sosial), mendidik kita menjadi orang yang amanah dan banyak sifat terpuji lainnya yang didapat di ramadhan. Menjelang detik-detik kepergiannya kita merasa sangat sedih sekali karena kita sudah merasa sangat menikmati indahnya ramadhan, kita pun berpikir, apakah umur kita sampai pada ramadhan yang akan datang? jangan-jangan ramadhan kali ini merupakan ramadhan yang terakhir dalam hidup kita. Maka pada saat itu kita berdoa kepada Allah jangan jadi kan ramadhan kali ini merupakan ramadhan yang terakhir dalam hidup kita, semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan ramadhan-ramadhan yang akan datang. Seandainya takdir Allah menggariskan bahwa ramadhan kali ini merupakan ramadhan terakhir dalam hidup kita, kita mohon kepada Allah mengampuni segala dosa-dosa kita, menerima segala amal kebaikan kita, kita menghadap Alllah dalam keadaan Khusnul Khotimah, menghadap Allah dalam keadaan sujud di hadapan Allah.
Sudah hampir 10 hari ramadhan telah meninggalkan kita semua, terasa rindu dengan suasana ramadhan tapi sebenarnya kita tidak perlu khawatir karena masih ada puasa 6 hari dibulan syawal yang bisa kita lakukan dan membuat suasananya seperti di suasana bulan ramadhan. Selanjutkan kita bisa melanjutkannya dengan melaksanaka puasa senin-kamis agar suasana batin kita merasakan auranya ramadhan, seperti yang dikatakan rasulallah dalam hadisnya: "Seandainya umatku tahu keuatamaan puasa ramadhan, maka meraka akan meminta ramadhan sepanjang tahun"
Marilah kita jadikan hari-hari kita seperti hari-hari di bulan ramadhan.
Semoga kita diberikankan kekuatan oleh Allah agar selalu menjadi orang yan istiqomah dan bisa merasakan ramadhan sepanjang tahun.
amin, ya rabbal 'alamin.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Minal 'aidin wal faizin.
Taqobbalallahuminna waningkum taqabbal ya karim.

Selasa, 15 September 2009

Hidangan Ramadhan Akan Berakhir

Pada suatu ketika saya membuat acara di rumah saya, mengundang bapak/ibu dan saudara/saudari sekalian untuk datang ke rumah saya pada acara tersebut. Saya menyediakan berbagai macam ragam makanan, ada rendang, ada spagety, ada bakso, ada daun ubi tumbuk, ada pempek, ada salad, ada kambing guling, ada bebek bakar, dan lain-lain. Dan juga berbagai jenis minuman, ada sprite, ada fanta, ada es campur, ada bermacam juice, ada es cincau, ada soft drink, ada air mineral, dan lainnya. Ketika bapak/ibu, saudara/i tiba di rumah saya lalu saya mempersilahkan para tamu yang hadir untuk menyantap hidangan yang telah di sediakan agar rasa lapar dan haus para tamu sekalian bisa di hilangkan. Namun para tamu yang hadir hanya diam saja, hanya beberapa orang yang bangkit dari tempat duduknya dan mengambil hidang yang telah disedikan itu. Timbul pertanyaan, apakah bapak/ibu, saudara/i sekalian bisa menghilangkan rasa lapar dan haus tanpa beranjak dari tempat duduk untuk mengambil dan mencicipi hidangan yang telah ada? Pasti jawabannya tidak. Yang bisa merasakan enaknya hidangan itu dan bisa menghilangkan rasa lapar serta hausnya adalah orang-orang yang bangun dari tempat duduknya kemudian mengambil hidangan dan menyantapnya dengan baik.
Begitu juga dengan bulan puasa ramadhan, Allah dan Rasulullah SAW mengatakan bahwa bulan ramadhan ini adalah bulan penuh ampunan, bulan kasih sayang, bulan penuh rahmat, bulan pembakaran segala dosa, bulan yang dilipatkan gandakan pahala amal kebaikan, bulan kemenangan. Berita ini sudah diberi tahukan kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini. Ganjaran yang akan diterima oleh orang-orang yang megerjakan puasa ramadhan adalah menjadi orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang berusah untuk menuju kesucian agar bisa berada difrekwensinya Allah karena Allah adalah zat yang Maha suci.
Sekarang timbul pertanyaan, untuk siapakah bulan ramadhan itu? Siapakah yang mendapatkan fasilitas yang disediakan oleh ramadhan tersebut? apakah setiap orang yang melaksanakan puasa ramadhan sudah bisa dikatakan bertakwa?
Dari cerita diatas bisa kita simpulkan bahwa bulan ramadhan itu disiapkan Allah hanya untuk orang-orang yang beriman yang mau melaksanakan ibadah itu dengan keimanan. Yang mendapatkan fasilitas yang disediakan ramadhan adalah orang-orang yang mau mendatangi dan memasuki ramadhan dengan rasa gembira dan tidak semua orang yang mengerjakan puasa ramadhan menjadi orang yang bertakwa, karena firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 183, diakhirnya mengatakan "la'allakum tattaqun" yang artinya agar kamu menjadi bertakwa. Yang digaris bawahi disini adalah ada usaha untuk meraih peridekat takwa tersebut.
Bagi orang-orang yang bisa melahirkan sifat-sifat takwa setelah melaksanakan puasa ramadan, mereka itulah yang mendapatkan predikat takwa di mata Allah SWT.
Ramadhan sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita semua, mari kita merenungkan, apakah ibadah ramadhan yang telah kita lakukan sudah mengantarkan kita menjadi orang yang rendah, hati, orang yang penyabar, orang yang bersyukur, orang yang istiqomah, orang yang berkepedulian sosial, orang yang optimis dalam hidup, orang yang pema'af, orang yang menjaga diri dari segala kemaksiatan dan lainya karena sifat-sifat itu adalah merupakan sifat-sifat orang yang bertakwa yang sebutkan Allah dalam al-quran. Jika belum ada, marilah kita isi sisa ramadhan yang tinggal beberapa hari ini dengan memperbanyak zikir, baca qur'an, i'tikaf di mesjid, siraturrahim dan amalan-amalan lainya. Manusia tidak luput dari dosa, semoga usaha yang kita lakukan dengan penuh keikhlas ini mendapatkan ganjaran disisi Allah SWT dan kita termasuk orang-orang bertakwa dan pada akhir kita akan kembali kepada kesucian, dan akhirnya kita akan merakan hari kemenangan, yaitu idul fitri.
Semoga ramadhan kali membawa perubahan hidup bagi kita semua dan semoga Allah berikan kesempatan kepada kita untuk memasuki ramadhan berikutnya. amin.

Kamis, 10 September 2009

Ramadhan dan Kepedulian Sosial

Ajaran Islam yang di perintahkan Allah kepada umat muslim, di samping berdimensi spiritual tentu juga mempunyai dimensi sosial. Ini bisa kita dalam al-Qur’an, banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan hal tersebut, seperti dalam surat al-ma’un (107) ayat 1-7, yang kira-kira artinya: "Taukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, Mereka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya, yang berbuat ria,dan enggan (memberikan) bantuan.(QS. 107: 1-7)
Ini sangat tegas sekali apa yang dikatakan Allah, tidak akan ada artinya bahkan bisa celaka bagi orang-orang yang hanya sibuk melaksanakan ibadah (sholat) hanya kepada Allah tanpa memperdulikan lingkugan sosialnya, sebagai wujud dari pengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah tersebut. Allah tidak hanya mengharapkan kita jadi hamba yang hanya soleh secara individual saja tapi harus juga soleh secara sosial.
Salah satu ajaran Islam adalah puasa. Puasa adalah konsepsi keimanan yang mampu mempengaruhi kepribadian seseorang. Sehingga dengan puasa manusia akan menemukan makna dan visi kehidupannya, yang terpenting adalah menjaga keseimbangan antara tuntutan individu dan kebutuhan sosial masyarakat. Maka sejauh manakah puasa bisa memberikan dampak sosial dalam kehidupan manusia? Ketika kita berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, maka kita akan merasakan apa yang sering di rasakan oleh orang-rang miskin, yaitu rasa lapar, rasa haus, lemas dan kurang bertenaga. Satu hari saja kita tidak makan dan minum sudah merasakan betapa beratnya untuk melaluinya, bangaimana dengan orang-orang miskin yang mungkin sudah berhari-hari mereka tidak makan dan minum? atau mereka makan hanya sakali sehari? pasti lebih berat lagi mereka rasakan untuk menjalani hidup sehari-harinya.Dengan datangnya ramadhan, maka diharapkan lah dalam diri setiap orang yang melaksanakan puasa ramadhan bisa menumbuhkan sikap kepedulian sosial dan bisa berbagi berbagai hal.Fenomena ini sangat kelihatan di setiap bulan suci ramadhan, khususnya dikota-kota besar, seperti Jakarta. Selama bulan ramadhan para orang-orang yang mampu berlomba-lomba mengadakan berbagai acara yang berbentuk kepedulian sosial, seperti mengadakan buka puasa bersama dan memberikan santun kepada anak yatim dan fakir miskin, ada yang mengadakan buka puasa dirumahnya dengan memanggil anak yatim serta penceramah untuk menyampaikan tausyiah kepada tamunya dan ada juga yang mengadakan kunjungan kepesantren-pesantren dan memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, baik berupa bingkisan, uang, pakaian, makanan, dan lainnya.Semangat untuk berbagi di bulan Ramadhan sangat lah tinggi, sehingga orang-orang yang biasanya mereka hidup kekurangan di hari biasa bisa merasakan makan yang enak-enak yang sering dikonsumsi oleh oran-orang kaya.Dengan ibadah ramadhan selama 29-30 hari, Allah mendidik dan menumbuhkan kepedulian sosil dalam diri kita untuk bekal 11 bulan kedepan. Dengan terbiasanya kita berbagi di bulan ramadhan, maka seharusnya diluar ramadhan, kita bisa melanjutkan kebiasaan tersebut. Kenapa? Karena orang-orang fakir, miskin dan anak-anak yatim itu tidak hanya mereka membutuhkan makan dan minum di bulan ramadhan saja tetapi di bulan biasa mereka juga perlu makan dan minum.Pada umumnya kebiasaan ini hanya terlihat dibulan ramadhan saja dan jarang terlihat dibulan-bulan lain. Ini biaa diartikan bahwa puasa yang kita lakukan tidak bisa mendidik dan membentuk kita menjadi berkepribadian sosial. Maka tujuan puasa yang diharapkan oleh Allah agar menjadi orang yang bertakwa, bisa dikatakan tidak tercapai karena salah satu sifat orang yang bertakwa itu adalah mempunyai kepedulian sosial. Sesuai dengan firman Allah dalam surat ali Imran (3): 133-134: "Dan bersegerahlaj kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan hartanya baik diwaktu lapang dan sempit....Qs. 3: 133-134).Maka benarlah apa yang dikatakan oleh rasulallah dalam hadisnya, "Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan haus”.Mari kita evaluasi puasa yang telah kita laksanakan, apa puasa ramadhan yang telah kita lakukan ini sudah membentuk kita menjadi orang yang peduli kepada orang-orang sekitar kita? Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, mari kita isi sisa ramadhan ini dengan sebaik-baiknya dan penuh arti agar kita bisa mencapai predikat bertakwa.Maka, dengan demikian, melaksankan puasa ramadhan merupakan sebagai pemenuhan atas pilar keislaman yang didasari oleh dimensi keimanan, jika dijalani dengan baik akan melahirkan dimensi kemanusiaan seseorang dalam upaya mengasah rasa kepeduliaannya terhadap kelompok masyarakat ekonomi yang kurang mampuMaka idealnya setiap individu muslim yang telah berpuasa mempunyai kepedulian sosial. Sikap ini merupakan modal dasar bagi kita dalam upaya pengikisan perbedaan kelas sosial ekonomi dalam masyarakat. Kelompok masyarakat yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi berpotensi mampu menyelesaikan persoalan sosial ekonomi lingkungannya. Di sinilah letak titik strategis kita sebagai umat Islam, di mana agama mempunyai konsepsi dan strategi Pengentasan kemiskinan. Jika kita semua yang telah melaksanakan puasa ramadhan bisa membentuk diri kita menjadi berkepribadian sosial yang tinggi, maka umat muslim yang miskin-miskin lambat laun akan berubah menjadi orang-orang yang mampu dan bisa membantu saudara-saudaranya lain juga.Subhanallah, begitu indahnya ajaran Islam.Semoga ini semua bisa jadi bahan renungan untuk kita semua.

Senin, 07 September 2009

I'TIKAF, "Menggapai ampunan mengharapkan rahmat"

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang yang mulia, penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Semua amalan sunnah di balas dengan pahala amalan wajib dan segala amalan wajib dilipatgandakan oleh Allah pahalanya beratus kali lipat. Di bulan Ramadhan ada satu malam istimewa, jika kita mendapatkannya segala amal kebaikan kita dibalas oleh Allah dengan ganjaran sama dengan beramal selama 1000 bulan. Banyak sekali amalan-amalan yang bisa mengantarkan kita untuk mendapatkan malam tersebut. 'Itikaf di mesjid merupakan salah satu cara untuk mendapatkan malam tersebut, itulah Malam Seribu Bulan " Malam Lailatul Qadr".Sehubungan dengan itu, mari kita mengisi malam-malam 10 hari terakhir dengan memperbanyak dan meningkatkan ibadah dan pengabdian kepada Allah.
Insya ALLAH masjid Quba akan menyelenggarakan kegiatan i'tikaf bersama para Qari' dan ustadz, pada:
Hari/tanggal : Jum'at malam sabtu, 11-12 september 2009
Pukul : 23.00-03.00 wib
Tempat : Mesjid QUBA. Komplek DPR RI Pribadi, Joglo. Jakarta Barat
Penceramah : Dr. H. Andian Parlindungan, MA,
Drs. H. Mashyuril Khomis, MA,
Drs. H. Irhamsyah, MA,
Drs. M. Iqbal Irham, MA.
Qori : H. Yasir Arafat, MA,
H. Muhammad Fauzi Lubis, MA,
H. Mahfud Arsyad.
Acara : Tausyiah, Bacara qur'an, Qiyamullail, Muhazabah dan zikir.
Acara ini terbuka untuk umum.
Semoga ramadhan saat ini lebih dari ramadhan-ramadhan yang telah lalu dan banyak membawa perubahan dalam hidup kita dan semoga juga Allah memberikan kita kesempatan untuk melaksanakan ramdhan-ramadhan yang akan datang. amiin ya rabbal 'alamin.

Sabtu, 05 September 2009

Puasa "Mengajarkan kesabaran"

“Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat...”
(QS. Al Baqarah [2]: 45).

Puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan harus saja dari terbit pajar hingga terbenam matahari, akan tetapi ada hal penting yang diajarkan dari pelaksanaan ibadah puasa, yaitu salah satunya "Kesabaran".
Puasa merupakan perintah Allah, wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang beriman. Pada tataran prakteknya ibadah puasa terkadang terkesan menyiksa perut menahan lapar dan haus, dari terbit fajar hingga terbenam matahari, apalagi saat siang hari.
Jika kira tidak sabar menjalaninya maka kita tidak akan kuat melaksanakannya. Dengan perintah pelaksanaan puasa, umat muslim yakin bahwa Allah menguji sejauhmana tingkat kesabaran manusia. Sabar merupakan ekspresi kesucian hati untuk siap menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan, dan menerima segala ketentuan yang diberikan olehNya. Dan, pada gilirannya akan merasakan ketenangan batin.
Ketika kita melaksanakan ibadah puasa kita diajarkan Allah tentang kesabaran dalam berbagai hal; sabar menahan lapar, sabar menahan haus, sabar menahan amarah, sabar menahan untuk berbicara hal-hal yang tidak bermanfaat, sabar menahan pendengaran, sabar menahan hawa nafsu, dan lain-lain. Ini semua harus di jalani agar puasa kita mendapat nilai kebaikan disisi Allah.
Pada umumnya di bulan ramadhan ini, sifat sabar itu sangat kelihatan sekali, contoh: kita sanggup tidak makan dan tidak minum selama beberapa jam tapi kita tetap beraktifitas seperti biasanya bahkan ada yang meningkat aktivitasnya ketika di bulan ramadhan, di jalan raya, cara orang membawa kendaran terlihat baik bila dibandingkan di hari-hari biasa, tidak saling berebut jalan ketika macat, ketika menjalan ibadah tarawih, sabar melalui tahan-tahapan yang ada, ketika sahur, dan masih banyak lagi kegiatan lain yang kita jalani dengan penuh kesabaran selama di bulan ramadhan.
selama 29-30 hari kita berpuasa, Allah didik dan ajarkan kita untuk bersifat sabar dalam segala hal, akan tetapi anehnya, kenapa ketika ramadhan berlalu, sifat penyabar yang telah kita jalani selama ramadhan seolah-olah ikut juga berlalu. Pada umumnya kita kembali ke watak asli kita, padahal Allah berharap setalah melaksanakan puasa ramadhan selama satu bulan, maka sifat sabar yang sudah kita dapat dari ramadhan itu bisa dilanjutkan di sebelas bulan kedepannya agar kita bisa merasakan ramadhan sepanjang tahun seperti yang dikatakan Rasulallah saw, dalam haditsnya "Jika ummat ku tahu keutamaan puasa ramadhan maka ia akan ramadhan sepanjang tahun".
Dengan demikian marilah kita maknai puasa ramadhan ini sebaik-baiknya semoga sifat penyabar yang telah diajarkan dengan melaksanakan ibadah ramadhan bisa kita pertahan sepanjang hayat kita dan semoga kita menjadi orang yang bertakwa.

Kamis, 03 September 2009

Manusia Tidak Bisa Hidup Sendiri

Sifat dasar manusia adalah tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain karena manusia memang diciptakan oleh sang Kholik bersifat lemah, tidak mempunyai apa-apa, hanya terbungkus kulit ari.
Dalam mewujudkan kehidupan yang bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, Allah menciptakan banyak sarana. Sarana ini tidak akan bisa dipergunakan bagi manusia-manusia yang tidak cerdas dalam menjalani kehidupan ini. Kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini tidak bisa berbuat semaunya kita tapi ada batasan masing-masing, waktu yang tersedia hanya sebentar, dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi setiap detik dari perjalanan hidup yang kita jalani harus punya makna agar dikemudian hari tidak terjadi penyesalan yang bisa menghambat perjalan hidup kita kedepannya.
Menjalin persahabatan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia ini, dengan adanya sahabat yang berada di sekitar kita, maka kita saling berbagi dalam berbagai hal antara yang satu dengan yang lainnya, bisa saling bertukar pikiran, bisa saling memberi motivasi, bisa saling membantu dalam menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan, bisa saling memberitahu dalam ilmu pengetahuan dan lainnya. Kenapa ini semua dibutuhkan?Karena pada dasarnya manusia itu tidak bisa hidup sendiri, antara satu dan yang lainnya harus saling mengisi kekuarangan yang ada, membatu dalam setiap permasalahan kehidupan dan manusia juga merupakan makhluk sosial.
Jika kita semua bisa menyadari bahwa kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantu yang lainnya, maka segala sesuatu yang kita lakukan pasti kita akan melakukannya dengan keikhlasan hati dan mewujudkan pencapaian hasil yang terbaik. Hidup damai dan menjalani secara kebersamaan merupakan impian setiap insan. Akan tetapi dalam mewujudkan impian tersebut bukan lah sesuatu yang mudah, dibutuhkann pengorbanan, perjuangan, saling pengertian, kesetian dan proses yang cukup panjang. Jika itu semua bisa dilewati, maka rintangan dan tangtangan yang lainnya akan menanti, diantaranya adalah ujian dalam mempertahankan kebersamaan yang telah dijalani tersebut.
Bisa kah itu semua kita wujudkan dalam kehidupan kita?
Mari kita renungkan bersama dan berusaha untuk mewujudkannya. Pada perinsipnya tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan di dunia ini. Allah Maha Kuasa.
Seperti yang firmankan Allah dalam surat al-Insyirah (94) : 5-8, yang artinya: "Maka sesungguhnya disetiap kesulitan ada kemudahan, dan sesungguhnya disetiap kesulitan ada kemudahan. maka apa bila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang berikutnya) dan hanya kepada Tuhanmu-lah engkau berharap"
Selamat berjuang, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua agar semua cita-cita mulia kita di mudahkan Allah dalam mewujudkannya. Amin.
Powered By Blogger
 
Blogger Templates