Dalam kehidupan ini sering kali membuat keputusan-keputusan penting demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Kadang ada beberapa keputusan yang dibuat dengan spontan tanpa memikirkan apa efek jangka panjang dari keputusan yang akan di ambil tersebut. Setelah keputusan dibuat dan mengetahui konsekwensi dari keputusan tersebut baru lah timbul penyelesan yang luar biasa dan keluar dari mulutnya pernyataan :"Ternyata keputusan yang ku buat salah ya, seharusnya keputusan ....."
Kisah yang saya tampilkan ini adalah salah satu contohnya, ia salah membuat keputusan diawal sehingga membuat ia menyesal. Semoga bisa jadi bahan renungan buat kita semua dalam menjalani kehidupan ini. Jangan pernah buat keputusan ketika hati dalam keadaan tidak tenang.
Begini kisahnya:
Seorang tukang bangunan yang sudah
tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya. Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya.
Namun ia juga tidak bisa memaksa. Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya. Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati.
Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."
Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.
Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!" Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.
Inilah refleksi hidup kita!
Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana. Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu. Masa depanmu adalalah hasil dari keputusanmu saat ini.
Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana. Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu. Masa depanmu adalalah hasil dari keputusanmu saat ini.
( cerita ini aku copas dari email yang dikirim oleh sabahatku dan menindak lanjuti pesannya yang ini: "Zulkifli Tolong sebarkan: www.AnneAhiraNewsletter.com pada teman-teman yang lain. Saya yakin mereka akan sangat berterima kasih pada Zulkifli, begitu pun saya! :-)"
Besok adalah hari dimana kita akan menentukan masa depan negara kita untuk 5 tahun kedepan. Mari kita jatuhkan pilihan kita kepada yang tepat dan terbaik..
Insya Allah Garuda Merah akan terbang tinggi membawa Indonesia yang bermantabat dan menjadi Macan Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar