Social Icons

Senin, 18 Januari 2010

Mutiara Indah dibalik Ujian Hidup

Kenikmatan yang diterima tidak semalanya berbentuk menyenangkan, terkadang sering kali kenikmatan itu muncul dalam bentuk musibah. Sungguh, banyak kebaikan yang tersembunyi dibalik bencana yang menimpa seseorang. Akan tetapi pada umumnya orang tidak bisa menerima dengan lapang dada atau berpikir positif  terhadap setiap musibah yang ia terima. Ketika mendapatkan suatu musibah, ia merasa frustasi, kecewa, bersedih, kesal, bahkan sampai ada yang berpikiran bahwa Allah tidak sayang kepadanya dan berpikir bahwa musibah yang diterimanya itu tidak ada kebaikan buat dirinya. Setiap orang yang hidup pasti akan mendapatkan masalah hidup berupa musibah atau cobaan lainnya. Hanya sedikit orang saja yang ketika mendapatkan musibah, ia tetap tersenyum dan bersyukur kepada Allah dan menyadari bahwa musibah yang ia hadapi belum ada artinya jika dibandingkan dengan nikmat yang Allah berikan kepadanya, ia selalu berpikir positif atas segala musibah yang ia terima, tidak berputus asa bahkan ia melalukan introfeksi, "mungkin karena kelalaian dan kesalahan saya makanya hal ini terjadi, kedepan saya harus lebih teliti lagi",  ia menyadari bahwa keadaan hari ini adalah yang terbaik dalam hidupnya dan selalu berpikir "ada hikmah apa ya yang akan diberikan Allah atas musibah yang saya terima saat ini?" Ia tetap optimis menjalankan kehidupannya.
Salah satu contoh yang mungkin ada diantara kita yang mengalaminya: Ada sebagian orang ketika ia gagal masuk salah satu Perguruan Tinggi yang ia senangi, ia sedih, menangis, mengurung diri di kamar, tidak mau mencoba Perguruan Tinggi yang lain dan ia berpikir bahwa dengan kegagalan ini, maka tamat lah masa depannya. Dengan berbagai upaya orang-orang sekitarnya mengingatkannya serta dinasehati oleh keluarga dan dimotivasi oleh teman-temannya maka dengan berat hati ia mencoba untuk masuk ke Perguruan Tinggi yang lain dan ia pun di terima di Perguruan Tinggi yang tidak direncakannya itu. Seiring berjalannya waktu, ia pun menyelesaikan study itu dengan hasil yang sangat memuaskan dan setelah selesai sarjana ia melamar di salah satu perusahan asing yang terkemuka, setelah diseleksi ia di terima di Perusahan tersebut dan beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi salah satu pimpinan di Perusahaan itu dan mendapatkan berbagai fasilitas hidup. Setelah mendapakan kesuksesan dan kesenangan itu, barulah ia menyadari bahwa kegagalan masuk Perguruan Tinggi ia derita beberapa tahun yang lalu dapat mengantarkannya kepada kesuksesan yang luar bisa di saat sekarang ini. Ternyata lulusan Jurusan yang ia inginkan di Perguruan Tinggi yang ia tidak lulus itu, peluang untuk bekerjannya sangat sulit tetapi lulusan Jurusan yang baru yang ia pilih dengan berat hati di Perguruan Tinggi yang tidak ia rencanakan itu sangat dibutuhkan oleh banyak perusahan-perusahan besar.
Allah telah mengingat kita dalam firmannya: "...boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang engkau tidak mengetahui" (Q.S. [2]: 216).
Untuk itu marilah kita lihat sesuatu itu dengan mata hati sebelum melihat dengan mata kepada kita sendiri. Renungilah sesuatu dengan hati sebelum mendengarnya dengan telinga. Dengan begitu kita akan melihat secerca harapan dalam kegelapan yang pekat dan akan mendengarkan seruan optimis dan kreativitas dalam jurang putus asa. Ketahuilah, sesuatu yang terjadi tanpa kita kehendaki adalah kebaikan, meski orang-orang tidak melihatnya demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 
Blogger Templates