Social Icons

Kamis, 10 September 2009

Ramadhan dan Kepedulian Sosial

Ajaran Islam yang di perintahkan Allah kepada umat muslim, di samping berdimensi spiritual tentu juga mempunyai dimensi sosial. Ini bisa kita dalam al-Qur’an, banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan hal tersebut, seperti dalam surat al-ma’un (107) ayat 1-7, yang kira-kira artinya: "Taukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, Mereka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya, yang berbuat ria,dan enggan (memberikan) bantuan.(QS. 107: 1-7)
Ini sangat tegas sekali apa yang dikatakan Allah, tidak akan ada artinya bahkan bisa celaka bagi orang-orang yang hanya sibuk melaksanakan ibadah (sholat) hanya kepada Allah tanpa memperdulikan lingkugan sosialnya, sebagai wujud dari pengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah tersebut. Allah tidak hanya mengharapkan kita jadi hamba yang hanya soleh secara individual saja tapi harus juga soleh secara sosial.
Salah satu ajaran Islam adalah puasa. Puasa adalah konsepsi keimanan yang mampu mempengaruhi kepribadian seseorang. Sehingga dengan puasa manusia akan menemukan makna dan visi kehidupannya, yang terpenting adalah menjaga keseimbangan antara tuntutan individu dan kebutuhan sosial masyarakat. Maka sejauh manakah puasa bisa memberikan dampak sosial dalam kehidupan manusia? Ketika kita berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, maka kita akan merasakan apa yang sering di rasakan oleh orang-rang miskin, yaitu rasa lapar, rasa haus, lemas dan kurang bertenaga. Satu hari saja kita tidak makan dan minum sudah merasakan betapa beratnya untuk melaluinya, bangaimana dengan orang-orang miskin yang mungkin sudah berhari-hari mereka tidak makan dan minum? atau mereka makan hanya sakali sehari? pasti lebih berat lagi mereka rasakan untuk menjalani hidup sehari-harinya.Dengan datangnya ramadhan, maka diharapkan lah dalam diri setiap orang yang melaksanakan puasa ramadhan bisa menumbuhkan sikap kepedulian sosial dan bisa berbagi berbagai hal.Fenomena ini sangat kelihatan di setiap bulan suci ramadhan, khususnya dikota-kota besar, seperti Jakarta. Selama bulan ramadhan para orang-orang yang mampu berlomba-lomba mengadakan berbagai acara yang berbentuk kepedulian sosial, seperti mengadakan buka puasa bersama dan memberikan santun kepada anak yatim dan fakir miskin, ada yang mengadakan buka puasa dirumahnya dengan memanggil anak yatim serta penceramah untuk menyampaikan tausyiah kepada tamunya dan ada juga yang mengadakan kunjungan kepesantren-pesantren dan memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, baik berupa bingkisan, uang, pakaian, makanan, dan lainnya.Semangat untuk berbagi di bulan Ramadhan sangat lah tinggi, sehingga orang-orang yang biasanya mereka hidup kekurangan di hari biasa bisa merasakan makan yang enak-enak yang sering dikonsumsi oleh oran-orang kaya.Dengan ibadah ramadhan selama 29-30 hari, Allah mendidik dan menumbuhkan kepedulian sosil dalam diri kita untuk bekal 11 bulan kedepan. Dengan terbiasanya kita berbagi di bulan ramadhan, maka seharusnya diluar ramadhan, kita bisa melanjutkan kebiasaan tersebut. Kenapa? Karena orang-orang fakir, miskin dan anak-anak yatim itu tidak hanya mereka membutuhkan makan dan minum di bulan ramadhan saja tetapi di bulan biasa mereka juga perlu makan dan minum.Pada umumnya kebiasaan ini hanya terlihat dibulan ramadhan saja dan jarang terlihat dibulan-bulan lain. Ini biaa diartikan bahwa puasa yang kita lakukan tidak bisa mendidik dan membentuk kita menjadi berkepribadian sosial. Maka tujuan puasa yang diharapkan oleh Allah agar menjadi orang yang bertakwa, bisa dikatakan tidak tercapai karena salah satu sifat orang yang bertakwa itu adalah mempunyai kepedulian sosial. Sesuai dengan firman Allah dalam surat ali Imran (3): 133-134: "Dan bersegerahlaj kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan hartanya baik diwaktu lapang dan sempit....Qs. 3: 133-134).Maka benarlah apa yang dikatakan oleh rasulallah dalam hadisnya, "Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan haus”.Mari kita evaluasi puasa yang telah kita laksanakan, apa puasa ramadhan yang telah kita lakukan ini sudah membentuk kita menjadi orang yang peduli kepada orang-orang sekitar kita? Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, mari kita isi sisa ramadhan ini dengan sebaik-baiknya dan penuh arti agar kita bisa mencapai predikat bertakwa.Maka, dengan demikian, melaksankan puasa ramadhan merupakan sebagai pemenuhan atas pilar keislaman yang didasari oleh dimensi keimanan, jika dijalani dengan baik akan melahirkan dimensi kemanusiaan seseorang dalam upaya mengasah rasa kepeduliaannya terhadap kelompok masyarakat ekonomi yang kurang mampuMaka idealnya setiap individu muslim yang telah berpuasa mempunyai kepedulian sosial. Sikap ini merupakan modal dasar bagi kita dalam upaya pengikisan perbedaan kelas sosial ekonomi dalam masyarakat. Kelompok masyarakat yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi berpotensi mampu menyelesaikan persoalan sosial ekonomi lingkungannya. Di sinilah letak titik strategis kita sebagai umat Islam, di mana agama mempunyai konsepsi dan strategi Pengentasan kemiskinan. Jika kita semua yang telah melaksanakan puasa ramadhan bisa membentuk diri kita menjadi berkepribadian sosial yang tinggi, maka umat muslim yang miskin-miskin lambat laun akan berubah menjadi orang-orang yang mampu dan bisa membantu saudara-saudaranya lain juga.Subhanallah, begitu indahnya ajaran Islam.Semoga ini semua bisa jadi bahan renungan untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 
Blogger Templates