Social Icons

Rabu, 02 Juni 2010

Bahagia dengan Senyuman

from my blog: http://zulkiflihazmar.blogspot.com/

Pada zaman Rasulallah Saw, kecintaan umat Islam kepada Rasulallah dan perkembangan agama Islam sangat kuat selalu, hampir semua umat Islam yang mengikuti perjuangan bersama Rasulallah terutama para sabahat berlomba-lomba berbuat kebaikan demi untuk menegak agama Islam yang bawa oleh Sang Rasul. Mereka menyerahkan harta, pikiran, bahkan nyawa sekalipun mereka rela demi membela Islam. Ini semua mereka lakukan semata mata mengharapkan ridho dari Allah Swt dan mengharapkan balasan menjadi ahli surga jannatunna'im.

Pada suatu ketika datang lah salah seorang sahabat yang miskin mengadu kepada Rasulallah Saw, dia mengatakan " Ya Rasulalllah, ketika Engkau perintahkan kepada kami sholat, sebagaiman orang kaya sholat kami sholat, ketika Engkau perintahkan kami puasa sebagaimana orang kaya puasa, kami puasa, akan tetapi ketika Engkau perintahk kami sedekah sebagaimana orang kaya sedekah, kami tidak sangguh ya Rasulallah. Lalu Rasulallah mengatakan "Senyum untuk saudaramu adalah sedekah". (dikutip dari hadis Muslim).

Alangkah indahnya ajaran Islam itu, sungguh luar biasa, tidak ada pasksaan kepada umatnya untuk melakukan amal kebaikan. Sebagai umat Islam kita diminta melakukan amal saleh itu sesuai dengan kemampuan kita.

Dari cerita itu dapat ambil pelajaran barharga, jangan selalu berkecil hati ketika kita melihat orang-orang yang kaya bisa mendarmakan harta kapan saja, terus kita berkata dalam hati bahwa "ini tidak adil, kalau saya  kaya pasti saya bisa bersedekah seperti seorang-orang kaya" (tapi itu juga belum tentu karena banyak juga orang kaya yang pelit beramal sholeh dan berbuat baik). Dengan kondisi yang ada kita tidak melalukuan kebaikan apa-apa, padahal nikmat yang lain kita punya, seperti pikiran yang cerdas, mungkin dengan pikiran yang kita punya bisa memberikan saran-saran kepada saudara kita yang memerlukan dan kita masih bisa tersenyum, mungkin dengan kita tersenyum ketika bertemu dengan orang, orang tersebut merasa senang, bahagia. Dan masih banyak hal-hal yang kecil yang masih bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan itu menjadi amal kebaikan buat kita.

Dalam kehidupan sehari-hati, sering sekali kita menemukan orang-orang yang sulit untuk senyum. kenapa orang-orang sulit sekali untuk tersenyum? Apakah senyum itu perlu biaya? atau membutuh tenaga yang ekstra? 
Kembali kepada kita masing-masing untuk menjawabnya.

Terkadang sering terlihat orang-orang yang berpapasan mau masuk ke masjid, memasang wajah yang dingin tanpa eksperi, sedang mereka saling bertatap muka, tidak ada senyum yang terlihat dari bibir mereka, ini sungguh mengherankan! tapi itu lah kenyataan.

Mari kita biasakan diri kita ketika bertemu dengan orang lain, selalu tersenyum dan ucapkan lah salam ketika bertemu dengan saudara-saudara kita sesama muslim. 
Senyum itu merupakan berbuatan yang sangat mudah dilakukan tapi bisa membawa banyak kebaik, baik diri kita dan orang lain. Mungkin bisa jadi ada orang berniat jahat sama kita tapi karena kita tersenyum kepadanya, dia tidak jadi berbuat jahat sama kita.

Senyumu adalah cerminan kebahagian hatimu.
Hiasilah hari-hari kita selalu dengan senyuman.

Selasa, 27 April 2010

Sahabat Sajati, Idaman Hati

Dalam menjalani kehidupan ini tidak bisa dijalani dengan seorang diri, tapi di butuhkan patner atau sahabat. Menemukan seorang sahabat yang baik itu bukan sesuatu hal yang mudah, tidak semua orang yang kita kenal bisa dijadikan sahabat, setiap orang yang bersahabat pasti mengharapakan ada nilai positip dari terjalinnya persahabatan itu. Alangkah indahnya sebuah persahabatan jika didalamnya terdapat saling nasehat tentang iman, pentingnya mengingat mati, kepastian hari akhir dan segala hal tentang kebenaran hakiki termasuk segala kebaikan. Diri terasa dihibur dan juga digentarkan.
Ada beberapa ciri-ciri sahabat yang baik itu yang disapaikan oleh sabahat Rasullallah saw, diantaranya:
“Temanmu yang sesungguhnya adalah orang yang mau melarangmu dari berbuat dosa dan musuhmu yang sebenarnya adalah orang yang membujukmu untuk berbuat maksiat.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)

“Tiada kebaikan dalam persahabatan yang tidak diikuti saling menjaga dari kejelekan.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)

“Budi pekerti yang baik itu adalah dengan menampakkan wajah yang berseri-seri, selalu berbuat kebaikan dan menahan diri dari melakukan gangguan terhadap saudaranya.” (Sayyidina Abdullah Ibnul Mubarak)

“Setiap orang yang membuatmu lalai dari taat kepada Tuhanmu adalah musuh dalam selimut, sekalipun ia menampakkan diri sebagai kawan yang jujur dan ikhlas.” (Salafunasshalihin)
Sungguh setiap orang mendambakan mempunyai sahabat yang mempunyai ciri seperti di atas. Kenyataan yang kita rasakan banyak sekali sahabat-sabahat yang menggiring kita ke arah yang kurang baik. Alangkah indahnya seorang sahabat, yang ketika kita berbuat salah ia menegur dan menasehati, bukan karena rasa benci, namun karena begitu cintanya ia terhadap kita sehingga tak bosan-bosannya mengingatkan akan sebuah kebenaran. Terkadang kita terlupa, termakan oleh egoisme diri, merasa lebih baik, lebih banyak makan asam garam, sehingga menafikan sebuah kebenaran yang sebenarnya datang dari Alloh SWT dan Rosul-Nya lewat lidahnya.
Alangkah indahnya seorang sahabat, yang mau ikut menangis bersama, ketika melihat sahabat lainnya jatuh dalam kubangan nista dan dosa, merasa kasihan, bukan kebencian hingga bergetar bibir menahan tangis dan kesedihan, terluka jiwa yang fitrah oleh tajamnya belati hawa nafsu. Akan tetapi sangat sulit sekali menemukan seorang sahabat seperti itu, kebanyakan mereka mau senang dan tertawa bersama, namun ketika kita dalam kesediahan mereka menjahui kita.

Alangkah indahnya petunjuk Rosululloh SAW perihal memilih sahabat. Beliau umpamakan dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Jika berteman dengan penjual minyak wangi, minimal akan mendapat dan mencium wanginya. Berteman dengan seorang pandai besi, bisa-bisa percikan apinya mengenai tubuh dan juga kedapatan bau busuknya. Sungguh beruntung seseorang yang mendapatkan sahabat sejati, yang memuji dibelakangnya dan mengoreksi didepannya.

Saudaraku, siapakah yang telah menjadi sahabat masing-masing dari kita saat ini?
Mari kita evaluasi, sudahkah kita menjadi sahabat yang baik buat sahabat kita?
Jangan berharap mendapatkan seorang sahabat yang baik dan mengerti tentang kita sedangkan kita sendiri tidak pernah berusaha untuk menjadi seorang sahabat  terbaik buat sahabat kita sendiri.

from my blog:  http://zulkiflihazmar.blogspot.com/

Selasa, 20 April 2010

Cara yang Ampuh dalam Menghadapi Kesulitan Hidup

Dalam al-Quran, sebenarnya Allah telah memberikan kita tuntunan untuk mampu menghadapi situasi atau kondisi kesedihan, kecemasan, dan perasaan tidak nyaman akibat cobaan dan ujian hidup. Misalnya sebelum Allah menjelaskan al-Baqarah 155, Allah mengawali dengan kesiapan kita menghadapi cobaan dan ujian hidup di al-Baqarah 153:
”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Ayat di atas merupakan strategi dan cara yang dianjurkan Allah saat menghadapi kesulitan dalam hidup, yaitu dengan sabar dan shalat. Dalam sabar terdapat energi yang sangat dahsyat sehingga dijamin oleh Allah bahwa kesabaran akan memberikan kekuatan saat seseorang dalam keadaan sulit. Demikian halnya dengan shaat, yaitu merupakan sarana yang paling efektif untuk seseorang mengadukan prihal kehidupannya kepada sang Kholiq sekaligus memohon petunjuk dariNya untuk mampu menghadapi setiap kesulitan hidup.
Terdapat juga ayat yang juga menjelaskan tentang semangat usaha untuk keluar dari kesulitan hidup, dengan catatan harus selalu berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh sampai mendapatkan kemudahan dalam hidup.
”Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu? dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu yang memberatkan punggungmu dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,  sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (al-Insyiroh: 1-8)
Kemudian terdapat beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa apapun yang terjadi di muka bumi ini atas kehendak Allah Yang Maha Kuasa, termasuk bencana, musibah taupun ujian dan cobaan hidup. Hal ini, memang perlu penegasan oleh Allah agar setiap yang tertimpa musibah mengembalikan keadaannya yang lemah dan tidak berdaya kepada Allah. Dengan demikian, akan bertambah kualitas keimanan seseorang kepada Allah dan tentu akan semakin dekat dengan Allah.
”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (al-Hadid: 22)
”Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus: 107)
Berkaitan dengan situasi atau kondisi kesedihan yang dialami manusia dalam menjalani kehidupannya, maka Allah memberikan tuntunan terapi untuk bisa keluar dari kesedihan dan kecemasan tersebut, yaitu dengan meningkatkan kualitas iman, ibadah, dan amal saleh.
”(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (al-Baqarah: 112)
Artinya: ”Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (Luqman: 22)
”Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (al-Baqarah: 274)
Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka jelaslah bahwa Allah telah menuntun kita untuk bisa menghadapi segala keadaan hidup, terutama kesedihan atau kesusahan, yaitu dengan meningkatkan ibadah kita kepadaNya.
Sebagai seorang  yang beriman seharusnya menyadari bahwa ibadah bukan hanya sekedar bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada Allah, tetapi ibadah memiliki kaitan erat dengan ketenangan dan kebahagiaan hidup manusia. Kesadaran tersebut sangat penting agar setiap hamba mampu menghadirkan kekhusyuan, keikhlasan, syukur, dan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan kewajibannya kepada Allah. Demikian halnya dengan ’amal saleh’ yang banyak sekali diungkapkan dalam al-Quran yang merupakan semua kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena keimannya tentu juga memberi pengaruh positif terhadap keberlangsungan hidup seseorang dalam menghadirkan kebahagiaan hidupnya.
Seorang yang kaya sesungguhnya bukanlah kaya harta tapi kaya amal saleh. Seribu kebaikan yang dilakukan oleh seseorang dalam setiap hari hidupnya, berarti seribu kebahagiaan sudah dia hadirkan dalam hidupnya dan seribu keburukan dia lakukan, sesungguhnya sudah seribu penderitaan telah dia hadirkan.
Sebagai seorang yang beriman tentu harus meyakini apa yang telah dijelaskan Allah dalam kitab suciNya. Dengan demikian, mudah-mudahan setiap kesedihan akan berakhir dengan kebahagiaan.
oleh: Dr. H. Andian Parlindungan, MA 

from My blog: http://zulkiflihazmar.blogspot.com/

Rabu, 07 April 2010

Hidup Bahagia dan Jangan Bersedih Hati Sayang

Kita sering merasakan perasaan tidak nyaman, sedih, gelisah, cemas, takut, dan was-was karena beragam macam problematika kehidupan yang kita hadapi, meskipun sebenarnya kita sangat menyadari bahwa kehidupan di atas muka bumi ini mustahil tanpa ujian dan cobaan hidup. Disadari ataupun tidak disadari sebenarnya ujian dan cobaan hidup memiliki kontribusi yang sangat luar biasa dalam merubah kehidupan seseorang.
Beberapa pelajaran penting sering kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya seorang wanita justru menemukan kesuksesan hidupnya pasca perceraiannya dengan suaminya atau seorang anak menemukan kesuksesan karena dorongan hidup saat mengalami kemiskinan. Bahkan, seorang pereman menemui jalan kehidupannya kembali setelah mengalami penderitaan suatu penyakit.Tidak hanya itu, yang tidak kalah penting bahwa cobaan dan ujian hidup terkadang turut membentuk kepribadian seseorang untuk bisa lebih menghargai hidup memahami arti ikhlas, sabar, syukur, tawakal, tawadhu’, dll. Banyak sekali kisah-kisah teladan dalam kehidupan kita yang sebenarnya menjelaskan kepada kita tentang hikmah dibalik sebuah cobaan dan ujian hidup.
Allah Swt., dalam kitab suciNya al-Quran menjelaskan bahwa ujian hidup adalah sebuah keniscayaan yang pasti dihadapi setiap insan. Tidak ada manusia yang tidak mengalami ujian hidup, sepanjang keberlangsungan hidup seorang anak manusia tentu sepanjang itu pula ujian hidup pasti dia hadapi, walaupun sebenarnya tingkat kesulitan cobaan dan ujian hidup tersebut sesuai dengan kadar keimanan dan kualitas spiritual seseorang, artinya bahwa Allah tidak akan menguji seseorang di luar batas kemampuannya.
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (al-Baqoroh, 2:155)
Artinya: ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
Ayat pertama menjelaskan tentang kepastian adanya cobaan dan ujian hidup dari Allah kepada manusia untuk menguji kesabaran manusia. Adapunn ayat kedua menjelaskan bahwa cobaaan dan ujian tersebut tentu sebatas kemampuan seorang hamba memikulnya.
Dalam sebuah hadis ditegaskan, dari Abu Sa’id dan Abu Hurairoh r.a. katanya, “keduanya mendapat keterangan dari Rasulullah saw. Katanya, “Seorang mu’min yang tertimpa musibah, seperti kepedihan, kesusahan, dan duka cita termasuk kesusahannya yang memusingkannya tiap-tiap demikian mengampunkan dosanya.” (HR. Muslim)
Dalam hadis Rasulullah saw yang lain dijelaskan bahwa Dari Aisyah r.a katanya: “Bersabda Rasulullah saw.: ”Tiap-tiap musibah yang diderita seorang muslim, menggugurkan dosanya termasuk duri yang menusuknya.” (HR. Muslim)
Demikianlah beberapa hikmah dibalik cobaan dan ujian hidup yang dihadapi oleh seseorang. Sungguh dalam setiap ujian pasti terdapat kandungan mutiara yang tidak ternilai harganya. Seseorang tidak akan merasakan indahnya senyuman kalau tidak pernah mengalami pahitnya sebuah tangisan, atau seseorang tidak akan pernah merasakan indahnya kebahagiaan kalau tidak pernah merasakan getirnya sebuah penderitaan, dan seseorang tidak akan pernah merasakan nikmatnya sebuah kesehatan kalau tidak pernah merasakan sakit dan seterusnya.
Berdasarkan uraian di atas, tentu kita diingatkan agar bersiap dan kuat menghadapi setiap ujian dan cobaan hidup, walaupun tidak dapat dinafikan bahwa dampak psikologisnya adalah kesedihan, ketakutan, dan dll. Sebenarnya, hal tersebut sangat wajar terjadi pada diri seseorang tatkala menghadapi cobaan dan ujian hidup, namun kesedihan, kecemasan, ataupun kekhawatiran tersebut tidak boleh sampai menggerogoti kehidupan seseorang, sehingga mengganggu kenyamanan dan ketenangan hidupnya.
Oleh: Dr. H. Andian Parlindungan, MA 
from My blog: http://zulkiflihazmar.blogspot.com/
 

Rabu, 10 Maret 2010

Kasih Sayang Allah melebihi Kasih Sayang Seorang Ibu Kepada Anaknya.

Setiap makhluk yang diciptakan Allah di muka bumi ini pasti sudah di persiapan oleh Allah segala kebutuhaan yang diperlukan oleh makhluk tersebut, termasuk juga manusia. Semua manusia yang lahir dan hidup di atas bumi ini sudah disediakan oleh Allah, siapa jodohnya, bagaimana rezeki dan kehidupannya, dan sebangainya. Sekarang kembali kepada manusianya, apakah ia mau berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan fasilitas yang telah disiap oleh Allah tersebut.

Untuk mendapatkan fasilitas itu di butuhkan perjuangan, pengorbanan dan tidak akan mungkin segala fasilitas itu datang dengan sendirinya. Terkadang, Allah memberi nikmat itu melalui ujian yang berat, jika mampu melewati ujian itu, maka akan mendapatkan kebaikan yang luar biasa.
Ketika mendapatkan ujian, kita sering berpikir bahwa Allah tidak sayang kepada kita kerena Dia telah memberikan ujian yang menurut kita ujian itu terlalu berat untuk kita, tapi kita jarang sekali berpikir bahwa ujian itu adalah merupakan wujud dari kasih sayang Allah kepada sang hamba kerana dengan adanya ujian itu biasanya sang hamba sadar dan mendekatkkan diri serta mohon pertolongan kepada Sang Kholik.

Nabi Saw pernah mengatakan "ketika Allah mencintai hamba-Nya, Ia pasti akan mengujinya". (HR. Muslim). Jika kita mengetahui hal itu, seharusnya kita bersyukur ketika menerima sebuah ujian, akan tetapi pada umumnya banyak yang tidak mengetahui dan menyadari hal itu.

Dalam menghadapi ujian yang di berikan Allah tersebut, manusia selalu lemah dan berputus asa dan mengadukan serta memohon pertolongan  kepada Tuhannya agar bisa keluar dari masalahnya. Namun setelah Allah berikan jalan keluar dari ujian itu, biasanya manusia lupa bahwa ia pernah menderita dan mendapat ujian, lalu ia melupakan Tuhannya. Jika ia mendapatkan ujian kembali maka ia kembali kepada Tuhannya, begitulah seterusnya.

Walaupun seperti itu sikaf manusia, sering melupakan Allah, jarang bersyukur ketika mendapat nikmat, berkeluh kesah ketika mendapatkan ujian, namun Allah tetap memberikan fasilitas hidup kepada orang-orang seperti, masih diberikan rezki, nikmat kesehatan, nikmat berkasih sayang, nikmat umur, nikmat berkeluarga  nikmat persahabatan dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa Allah sungguh benar-benar sayang kepada hambanya melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.
Ingatlah kepada Allah ketika kita senang dan mendapat nikmat agar ketika kita mendapat ujian dan kesulitan hidup, Allah akan mengingat kita dan memberikan jalan keluarnya.

Bahagia Dunia Akhirat.
from my blog: http://zulkiflihazmar.blogspot.com/
 

Senin, 01 Maret 2010

Belajar Ikhlas

"Iklas" merupakan sebuah kata yang sangat mudah di ucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Kita sering sekali mengdengar orang-orang mengucakan kata Ikhlas dan sangat fasih sekali ketika ia mengucapkan kata tersebut.

Seperti contoh,  Ketika seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain, misalnya sebuah buku. Pada saat buku itu di berikan ia berkata "Buku ini kuberikan kepadamu dengan Ikhlas". Namun beberapa hari kemudian ia memohon bantuan kepada orang ia beri buku itu, akan tetapi orang tersebut tidak bisa membantunya, lalu ia mengomel dan marah kepada orang itu serta mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah ia perbuat kepada orang tersebut.

Apakah seperti ikhlas itu? 
Sebenarnya apa sih pengertian "Ikhlas" itu?

Sangat banyak sekali para ulama yang mendefenisikan kata ikhlas, namun pengertiannya tidak jauh berbeda. Intinya adalah menunjukkan seluruh ibadah yang di lakukan karena Allah bukan karena yang lain. Seperti yang di katakan oleh Sahl ibn Abdullah: "ikhlas adalah menjadikan seluruh gerak dan diam hanya untuk Allah SWT".

Pada umumnya orang sangat mudah sekali mengatakan ikhlas ketika melakukan sesuatu, tapi yang dilakukannya itu karena Allah  atau tidak? hanya dia dan Allah yang tahu. Mungkin alangkah baiknya jika kita melakukan sesuatu perbuatan baik, tidak perlu mengakatan bahwa "ini ikhlas" atau "saya sangat ikhlas melakukanny", dan seterusnya, biar lah Allah yang tahu atas apa yang kita berbuat karena ditakutkan ketika kita mengatakan itu ikhlas, maka sifat ria bisa muncul. Jika itu terjadi bisa rusaklah amal kebaikan yang telah kita lakukan, na'uzubillah min zalik.

Pada zaman Rasulallah Saw, di pinggir sebuah kota di Madinah hidup seorang fakir,  pengemis tua yang buta, beragama Yahudi. Si pengemis ini mempunyai kebiasaan ketika ada orang lewat atau mendikati dia, maka ia akan mengatakan: "tukang sihir Muhammad, penipu, pendusta Muhammad" akan tetapi setiap pagi juga Rasulallah Saw memberi makan si pangemis tua yang buta itu dan tentunya setiap pagi juga Rasulallah mendapatkan kata-kata yang menyakitkan dari mulut si pengemis tersebut.

Suatu ketika Rasulallah Saw meninggal dunia, lalu diangkatlah Abu Bakar menjadi Khalifah untuk meneruskan perjuangan Beliau. Abu Bakar ini adalah orang yang paling dekat dengan Rasulallah dan segala apa yang diperbuat oleh Rasulallah dilakukan juga oleh Abu Bakar.

Abu Bakar berbicara kepada anaknya Aisyah (yang juga istri Rasulallah Saw) " ayah rasa semua sunnah Rasulallah telah ayah lakukan". Lalu Aisyah berkata: "Belum ayah". Kemudian Abu Bakar bertanya: "apa itu sunnah Rasul yang belum ayah lakukan?" "memberi makan seorang fakir Yahudi di ujung kota Madinah", jawab Aisyah.

Abu Bakar kemudian pergi ke sana dan menemui pengemis tersebut, namun apa yang terjadi, ketika Abu Bakar mendekati pengemis itu muncullah kebiasaanya, "tukang sihir Muhammad, penipu, pendusta Muhammad", Abu Bakar sangat kaget sekali mendengar perkataan tersebut. Ketika Abu Bakar memberi makan kepada pengemis itu, lalu pengemis itu berkata: "Siapa kamu?" Abu Bakar menjawab: "saya adalah orang yang memberi makan kamu setiap harinya". "tidak! kamu bukan oranng yang memberi aku makan setiap harinya, karena orang yang memberi aku makan itu langsung menyuapkannya kemulutku" jawab si pengemis itu dengan santainya.

Abu Bakar meneteskan air mata mendengar pengakuan si pengemis tersebut, sungguh mulia akhlas Rasullallah, pikirnya. Lalu Abu Bakar mengatakan: "tahukah kamu siapa orang yang memberi makan kamu setiap harinya? itulah dia, Muhammad Saw, yang setiap harinya kamu caci dan kamu hina. Sekarang Beliau sudah meninggal dunia, kembali menghadap Allah". Mendengar penjelasan seperti itu, si pengemis itu menangis sejadi-jadinya dan menyesali perbuatan yang telah ia lakukan, kemudian langsung keluar dari mulutnya "Asyhadu allaa ilaa haillallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulallah"

Subhanallah, sungguh sangat tinggi akhlak yang di contoh oleh Rasulallah. Itulah contoh perbuatan ikhlas yang sebenarnya.

Semoga kita bisa belajar dari carita ini dan mencontoh apa yang telah diperbuat oleh Rasulallah sebagaimana yang banyak tertera dalam hadits Beliau.

Semoga kita termasuk orang-orang yang Mukhlisin.
Amin. 
 Bahagia Dunia Akhirat.
from my blog: http://zulkiflihazmar.blogspot.com/

Kamis, 25 Februari 2010

Kembali Kepada Qur'an dan Hadis ( Kado dari Peringatan Maulid Nabi)

Sekitar 14 abad yang lalu seorang ibu yang bernama Aminah dari suku Quraisy melahirkan bayi yang bernama Muhammad tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Kemudian selanjutnya pada tanggal tersebut dinamakan Hari Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad Saw yang selalu diperingati oleh umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia.
 
Berbagai acara diperbuat pada bulan Rabiul Awal tersebut; diantaranya: melantunkan salawat, mengadakan tabliq akbar, mengadakan kajian-kajian tentang sosok Nabi Muhammad, mengadakan tadabur, zikir dan sebagainya. Kegiatan yang paling umum dilakukan oleh umat Islam Indonesia adalah mengadakan tabliq akbar, mulai dilakukan oleh kalangan istana Presiden, kantor-kantor pemerintah maupun swasta sampai kepelosok ujung desa semuanya mengadakan peringatan Mualid Nabi Saw.
 
Dalam pelaksanaan Mualid Nabi di kalangan Ulama beragam pendapat, ada yang mengatakan, itu adalah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan ada yang mengatakan boleh-boleh saja yang penting tujuannya baik dan menunjukkan bukti cinta umatnya kepada Sang Rasul. Saya tidak mau membahas masalah khilafiah tersebut. Menurut saya semua itu kembali kepada diri kita masing-masing, kita mau ikut yang mana? yang penting jangan saling menyalahkan dan mengklim bahwa dirinya yang paling benar dan yang lain salah karena itu semua bisa memecah belah kesatuan umat Islam. Kebenaran yang hakiki ada di sisi Allah, biarkan lah Allah menilai segala amal perbuatan manusia.
 
Yang menjadi persoalan disini adalah: Mualid Nabi yang di lakukan itu hanya sebatas serimonial saja. Seolah-olah Nabi itu diingat hanya satu tahun sekali saja, setelah pulang dari menghadiri acara itu, kita pun lupa kepada Nabi dan akan diingat lagi tahun depan. Bahkan lebih gawat lagi, banyak diantara generasi muda umat Islam sekarang ini tidak tahu apa itu maulid Nabi serta kapan Nabi Muhammad Saw itu lahir.
 
Ada pelajaran penting yang bisa diambil dari memperingati maulid Nabi tersebut. Sebagai umat Islam yang mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah, manusia suci dan panutan umat manusia, seharusnya kita menjadikan Beliau itu suri tauladan dan panutan hidup dalam kehidupan kita sehari hari-hari. Dari  mana kita tahu tentang kehidupan dan akhlaknya Nabi jika kita jarang sekali membaca, mengkaji dan memahami al-Qur'an dan Hadisnya? Bahkan mungkin ada yang tidak punya buku hadis sama sakali dan belum pernah membaca hadis-hadis Nabi. subhanallah, sungguh keterlaluan.
 
Seharusnya dengan adanya peringatan maulid Nabi itu, kita diingatkan agar mengkaji lebih dalam lagi tentang sunnah-sunnah beliau, mencontoh akhlaknya dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, jika kita belum punya buku-buku hadis, maka dengan maulid nabi ini kita diingatkan untuk membelinya dan jika sudah punya, kita diingatkan untuk membaca dan mengkajinya, dan seterusnya.
 
Semoga dengan peringatan mualid Nabi kali ini, bisa menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw dan menjadikan beliau sebagai suri tauladan yang abadi dalam kehidupan kita. Agar kita dapat menjadikan beliau sebagai suri tahuladan kita, kita harus mengetahui kehidupan beliau. Dari mana kita dapat mengetahuinya? Jawabannya adalah dari al-Qur'an dan Hadis.
 
Untuk itu marilah kita benar2 mengkaji dan memahami al-Quran dan Hadis Nabi, jika kita benar mengakui bahwa kita adalah umat Islam dan pengikut Nabi dan inti dari peringatan mualid Nabi Muhammad SAW adalah kembali menjadikan al-Qur'an dan Hadis sebagai pedoman hidup.

"Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang yang bertakwa." (Qs. 2: 2)
Powered By Blogger
 
Blogger Templates