Manusia mempunyai banyak sifat yang di tampilkan dalam kehidupan sehari-harinya. Ada yang baik dan ada yang buruk. Memberikan sesuatu kepada orang lain kemudian berharap balasan dari orang tersebut merupakan salah satu sifat yang kurang baik untuk dipelihara. Jika sifat tersebut dilestarikan maka segala yang diperbuat akan mengharapkan balasan dan jika tidak mendapatkan balasan akan merasa kecewa telah melakukan perbuatan tersebut. Sebenarnya hal tersebut tidak akan menjadi masalah jika semuanya diserahkan kepada Allah untuk membalasnya, jika diharapkan sang makhluk untuk membalasnya, tidak selamanya bisa terwujud karena sang makhluk punya keterbatasan. Sebaiknya segala perbuatan baik yang sudah dilakukan jangan diingat lagi ikhlaskan semuanya dan berharaplah kepada Allah untuk memberi balasan atas apa yang telah di perbuat karena Allah lah yang Maha tahu apa sebenarnya yang baik untuk diri sertiap makhluknya. Insya Allah, Allah akan membalas setiap perbuatan yang telah di lakukan. Balasan dari Allah bisa didapat di dunia dan bisa juga akan di dapat di akhirat.
Alkisah: Di salah satu komplek perumahan yang lumayan mewah hidup beberapa keluarga. Suatu ketika di salah satu rumah di datangi oleh seorang anak remaja yang kegiatannya sehari-harinya sebagai pemulung dengan berpakaian kusan, lusuh dan agak berantakan. Lalu anak tersebut mengetuk pagar dan dihampiran oleh pembantu rumah itu, kemudian anak itu mengatakan ia membutuhkan segelas air putih untuk diminum karena ia sangat kehausan. Lalu pembantu itu masuk kedalam rumah dan melaporkan kepada ibu yang punya rumah. Kemudian ibu yang punya rumah itu keluar menemui anak remaja tersebut dengan membawakan segelas susu dan sepiring makanan, lalui ibu itu memberikannya kepada anak tersebut sambil tersenyum dan anak remaja itu meminum susu dan menghabiskan makanan itu dengan hati yang sangat gembira, kemudia anak itu pergi meninggalkan ibu tersebut sambil memperhatikan orang yang telah memberikan sesuatu yang sangat berharga pada hari itu. Entah apa yang dipikirkan oleh anak remaja itu terhadap ibu tersebut.
Perjalan waktu yang panjang banyak membuat perubahan dalam kehidupan ini, yang dulu orang kaya bisa jadi miskin dan sebaliknya, yang dulunya sehat bisa menjadi sakit dan sebaliknya, yang dulu muda sekarang menjadi tua dan seterusnya. Sekitar 25 tahun kemudian, Ibu yang memberikan segelas susu kepada seorang pemulung itu mengalami perubahan hidup, dahulu hidupnya serba berkecukupan sekarang hidup seadanya, dulu sehat sekarang sudah sakit-sakitan, suatu ketika ia terkena penyakit yang berat dan di rawat disebuah rumah sakit, setelah diperiksa, dokter memutuskan ibu itu harus harus dioperasi. Ia kaget dan jadi ketakuatan karena dia tidak mempunyai biasa untuk itu, kemudian ia berdia kepada Allah agar diberi jalan keluar yang terbaik atas apa yang dihadapinya. Operasi pun selesai dengan sukses dan kondisi kesehatan itu mulai membaik, pihak rumah sakit pun mempersilahkan ibu itu pulang. Mendengar berita seperti itu, ibu tersebut bingung dan keheranan, hatinya berbicara "saya kan belum bayar biayanya, kenapa saya diperbolehkan pulang? lalu ia menanyakan semuanya kepada pihak rumah sakit, lalu pihak rumah sakit mengatakan bahwa semua biaya perobatan ibu sudah diselesaikan oleh dokter yang mengoperasi ibu dan dokter tersebut menitipkan sepucuk surat untuk ibu. Dalam keheran itu, lalu ibu itu membaca surat tersebut, di bagian bawah surat itu tertulis kata "Ibu jangan heran seluruh biaya perobatan itu selama di rumah sakit sudah di bayar dengan SEGELAS SUSU. semoga ibu cepat sembuh. Wasalam. dr Rian Kusuma......".
Ternyata yang menanggung biasa perobatan ibu itu adalah orang yang ia beri susu beberapa puluh tahun yang lalu dan sekarang anak remaja itu sudah menjadi seorang dokter yang sukses.
Subhanallah, semoga kisah tersebut bisa memotivasi kita agar selalu berbuat baik dengan ikhlas tanpa pamrih.
Ternyata yang menanggung biasa perobatan ibu itu adalah orang yang ia beri susu beberapa puluh tahun yang lalu dan sekarang anak remaja itu sudah menjadi seorang dokter yang sukses.
Subhanallah, semoga kisah tersebut bisa memotivasi kita agar selalu berbuat baik dengan ikhlas tanpa pamrih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar