Sekitar 14 abad yang lalu seorang ibu yang bernama Aminah dari suku Quraisy melahirkan bayi yang bernama Muhammad tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Kemudian selanjutnya pada tanggal tersebut dinamakan Hari Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad Saw yang selalu diperingati oleh umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia.
Berbagai acara diperbuat pada bulan Rabiul Awal tersebut; diantaranya: melantunkan salawat, mengadakan tabliq akbar, mengadakan kajian-kajian tentang sosok Nabi Muhammad, mengadakan tadabur, zikir dan sebagainya. Kegiatan yang paling umum dilakukan oleh umat Islam Indonesia adalah mengadakan tabliq akbar, mulai dilakukan oleh kalangan istana Presiden, kantor-kantor pemerintah maupun swasta sampai kepelosok ujung desa semuanya mengadakan peringatan Mualid Nabi Saw.
Dalam pelaksanaan Mualid Nabi di kalangan Ulama beragam pendapat, ada yang mengatakan, itu adalah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan ada yang mengatakan boleh-boleh saja yang penting tujuannya baik dan menunjukkan bukti cinta umatnya kepada Sang Rasul. Saya tidak mau membahas masalah khilafiah tersebut. Menurut saya semua itu kembali kepada diri kita masing-masing, kita mau ikut yang mana? yang penting jangan saling menyalahkan dan mengklim bahwa dirinya yang paling benar dan yang lain salah karena itu semua bisa memecah belah kesatuan umat Islam. Kebenaran yang hakiki ada di sisi Allah, biarkan lah Allah menilai segala amal perbuatan manusia.
Yang menjadi persoalan disini adalah: Mualid Nabi yang di lakukan itu hanya sebatas serimonial saja. Seolah-olah Nabi itu diingat hanya satu tahun sekali saja, setelah pulang dari menghadiri acara itu, kita pun lupa kepada Nabi dan akan diingat lagi tahun depan. Bahkan lebih gawat lagi, banyak diantara generasi muda umat Islam sekarang ini tidak tahu apa itu maulid Nabi serta kapan Nabi Muhammad Saw itu lahir.
Ada pelajaran penting yang bisa diambil dari memperingati maulid Nabi tersebut. Sebagai umat Islam yang mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah, manusia suci dan panutan umat manusia, seharusnya kita menjadikan Beliau itu suri tauladan dan panutan hidup dalam kehidupan kita sehari hari-hari. Dari mana kita tahu tentang kehidupan dan akhlaknya Nabi jika kita jarang sekali membaca, mengkaji dan memahami al-Qur'an dan Hadisnya? Bahkan mungkin ada yang tidak punya buku hadis sama sakali dan belum pernah membaca hadis-hadis Nabi. subhanallah, sungguh keterlaluan.
Seharusnya dengan adanya peringatan maulid Nabi itu, kita diingatkan agar mengkaji lebih dalam lagi tentang sunnah-sunnah beliau, mencontoh akhlaknya dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, jika kita belum punya buku-buku hadis, maka dengan maulid nabi ini kita diingatkan untuk membelinya dan jika sudah punya, kita diingatkan untuk membaca dan mengkajinya, dan seterusnya.
Semoga dengan peringatan mualid Nabi kali ini, bisa menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw dan menjadikan beliau sebagai suri tauladan yang abadi dalam kehidupan kita. Agar kita dapat menjadikan beliau sebagai suri tahuladan kita, kita harus mengetahui kehidupan beliau. Dari mana kita dapat mengetahuinya? Jawabannya adalah dari al-Qur'an dan Hadis.
Untuk itu marilah kita benar2 mengkaji dan memahami al-Quran dan Hadis Nabi, jika kita benar mengakui bahwa kita adalah umat Islam dan pengikut Nabi dan inti dari peringatan mualid Nabi Muhammad SAW adalah kembali menjadikan al-Qur'an dan Hadis sebagai pedoman hidup.
"Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang yang bertakwa." (Qs. 2: 2)