Pada tanggal 5 november 2008 terjadi sebuah peristiwa yang besar, yaitu terpilihnya seorang obama menjadi presiden AS yang ke-44. Hampir seluruh pelosok dunia menyaksikan peristiwa bersejarah tersebut termasuk rakyat Indonesia, terlebih lagi ketika diketahui bahwa presiden terpilih tersebut pernah tinggal selama 4 tahun di jakarta, khususnya di kawasan menteng. Sudah hal yang biasa ketika pemerintahan Amerika Serikat melaksanakan pemilu pasti seluruh masyarakat dunia tertuju kepadanya, tapi kali ini ada sesuatu yang aneh terjadi di negara adidaya tersebut, yaitu terpilihnya seorang warga negara berkulit hitam keturunan Afrika-Amerika menjadi presiden AS. ini aneh karena belum pernah terjadi dalam sejarah kepemimpinan AS. Jika kita mengikuti proses pemilu yang terjadi di negara yang sekarang dilanda krisis tersebut, mulai dari awal hingga di lantiknya Obama menjadi presiden, ada perlajaran yang sangat berharga yang bisa dicontoh oleh bangsa Indonesia kususnya bagi para calon-calon pemimpin yang ingin maju memimpin negara Indonesia tercinta ini.
Ketika waktu berlangsungnya kampanye, mereka para calon-calon pemimpin itu melakukan bermacam cara untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari para pemilihnya, mulai melakukan janji-janji politik, bakti sosial bahkan sampai harus menjatuhkan lawan politik dengan cara mencari dan mempublikasikan kelemahan, kekuarang dan aib saing mereka. Itu bukan saja terjadi antara lawan politik yang berlain partai tetapi terjadi juga di dalam partai yang mempunyai calon beberapa orang.
Ini yang mengagumkan ketika terjadi pengerucutan dan terpilihlah seorang yang harus di dukung bersama, maka yang kalah dengan terbuka mengakui kekalahannya dan bersediah mendukung yang menang (ini terjadi ketika Hillary kalah dari Obama dalam pemilihan calon presiden yang akan di usung oleh partai Demokrat). Ini semua dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat dunia bagaimana seorang Hillary menyakinkan pengikut setianya yang ada di Demokrat agar mendukung dan memilih Obama menjadi presiden AS dan keseriusannya ini di dukung oleh suaminya, Bill Clinton yang juga dengan tegas mengatakan mendukung Obama. Ketika Obama terpilih menjadi presiden AS dan Mc Cain kalah dalam pertarungan tersebut, maka apa yang kita saksikan? Mc Cain dengan berani mengakui kekalahannya di depan rakyat Amerika dan mengatakan siap mendukung presiden terpilih. Satu hal lagi yang perlu di contoh oleh calon-calon pemimpin Indonesia, dimana ketika Obama di lantik menjadi presiden yang ke-44 AS, semua mantan presidena AS datang memenuhi undangan tersebut. Fenomena ini tidak terlihat ketika SBY-JK di lantik Di Indonesia sebentar lagi juga akan melaksanakan pemilihan umum untuk pergantian seorang pemimpin negara.
Ketika waktu berlangsungnya kampanye, mereka para calon-calon pemimpin itu melakukan bermacam cara untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari para pemilihnya, mulai melakukan janji-janji politik, bakti sosial bahkan sampai harus menjatuhkan lawan politik dengan cara mencari dan mempublikasikan kelemahan, kekuarang dan aib saing mereka. Itu bukan saja terjadi antara lawan politik yang berlain partai tetapi terjadi juga di dalam partai yang mempunyai calon beberapa orang.
Ini yang mengagumkan ketika terjadi pengerucutan dan terpilihlah seorang yang harus di dukung bersama, maka yang kalah dengan terbuka mengakui kekalahannya dan bersediah mendukung yang menang (ini terjadi ketika Hillary kalah dari Obama dalam pemilihan calon presiden yang akan di usung oleh partai Demokrat). Ini semua dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat dunia bagaimana seorang Hillary menyakinkan pengikut setianya yang ada di Demokrat agar mendukung dan memilih Obama menjadi presiden AS dan keseriusannya ini di dukung oleh suaminya, Bill Clinton yang juga dengan tegas mengatakan mendukung Obama. Ketika Obama terpilih menjadi presiden AS dan Mc Cain kalah dalam pertarungan tersebut, maka apa yang kita saksikan? Mc Cain dengan berani mengakui kekalahannya di depan rakyat Amerika dan mengatakan siap mendukung presiden terpilih. Satu hal lagi yang perlu di contoh oleh calon-calon pemimpin Indonesia, dimana ketika Obama di lantik menjadi presiden yang ke-44 AS, semua mantan presidena AS datang memenuhi undangan tersebut. Fenomena ini tidak terlihat ketika SBY-JK di lantik Di Indonesia sebentar lagi juga akan melaksanakan pemilihan umum untuk pergantian seorang pemimpin negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar