"Semakin majunya teknologi,
segalanya terasa amat dekat dan mudah untuk dilakukan
tapi perlu diingat,
ada hal-hal yang tidak bisa digantikan dengan kemajuan teknologi tersebut"
Dengan kemajuan teknologi pada saat ini sering membuat orang lupa bahwa tidak semua masalah bisa diselesai dengan teknologi tersebut. Mungkin sebahagian orang berpikir dengan adanya telepon gemgam, ketika rindu sama keluarga atau ada keperluan, mereka tidak perlu ketemu secara langsung tapi cukup dengan menelepon saja, rasa rindu bisa terobati dan masalah bisa diselesaikan. Kunjung-mengunjungi yang merupakan budaya orang Indonesia ketika di hari lebaran sudah berkurang volumenya karena cukup dengan sms atau telepon saja bisa mewakili semuanya. Ketika anak membutuhkan biaya untuk keperluannya sehari-hari, baik berupa biaya sekolah maupun biaya kebutuhan hidupnya, dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini, orang tua tidak perlu lagi bertatap muka dengann si anak untuk memberikan kebutuhan anak tersebut, cukup dengan mentransfer uang melalui rekening bank masalahnya sudah bisa diatasi. Ketika anak sakit, orang tua bisa tinggal telepon dokter pribadi untuk datang ke rumah melihat kondisi si anak atau bisa juga memerintahkan si supir untuk mengantar anak ke rumah sakit dengan di temani babysister yang memnjadi pengasuh si anak. Ketika anak ingin melanjut sekolah, orang tua tinggal browsing internet untuk mencari sekolah-sekolah yang bagus, setelah ketemu sekolah yang cocok, orang tua tinggal telepon pihak sekolah untuk menanyakan lebih lengkap mengenai persyarat masuk kesekolah tersebut. Setelah semua berjalan dengan lancar dan anakpun diterima disekolah tersebut, maka orang tuapun menyediakan sebuah mobil dan supir bahkan ada yang didampingi seorang babysister untuk mengurus dan mengantar jemput sekolah anaknya. Fenomena seperti ini terjadi dikota-kota besar, khususnya di Jakarta. Pada umumnya orang berpikir jika ada uang semuanya bisa diatasi dengan baik, tidak terlalu dibutuhkan kontak fisik dalam membangun sebuah keluarga. Mereka beralasan bahwa selagi muda dan ada peluang untuk berkarir, mereka akan kejar terus walaupun harus mengorbankan kebahagian berkumpul bersama keluarga.
Mereka sering melupakan selain materi yang harus dipenuhi ada sisi lain yang tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi itu, seperti belaian orang tua kepada anaknya, menemani anaknya bermain, menemani belajar, menemani makan, membawa mereka liburan dan bercanda ria, menyempatkan diri untuk mengantar anak serta menjemputnya pulang dari sekolah, menanyakan mengenai pelajaran yang anak pelajari di sekolah dan lainya. Memang harus diakui bahwa untuk melakukan semua kegaiatan itu tidak lah semua orang tua yang hidup dikota-kota besar dapat melakukannya hal itu, ini dikarenakan kesibukan yang harus dilalui oleh setiap orang yang hidup di kota metropolitan. Ada kesalahan yang sering dilakukan, ketika ada waktu libur, mereka tidak mempergunakan waktu libur itu untuk bersama anak-anak mereka tapi mereka pergunakan untuk mencari tambahan aktivitas, seperti menambah jam kerja (lembur), bermain golf bersama mitra kerja. Mereka melakukan hal tersebut mempunyai alasan bahwa apa yang mereka lakukan itu tujuannya adalah untuk membahagiakan keluarga juga.Seharusnya pendidikan itu dimulai dari sejak anak berusia dini bahkan dalam agama Islam penanaman nilai-nilai kebaikan itu diajarkan sejak anak dalam kandungan. seperti seorang ibu yang sedang hamil dianjurkan selalu membaca al-quran, melaksanakan sholat sunnah, mendengarkan ceramah agama dan lainnya. Ketika seorang anak lahir maka orang tuanya (ayah dari si bayi) dianjurkan untuk mengazankannya di telinga kanan dan mengiqomatkannya di telinga kiri agar sibayi ketika lahir kedunia kalimat yang pertama ia dengan adalah kalimat tauhid. Ketika anak mengalami pertumbuhan seharusnya orang harus mengikuti dan mengarahkan anak kepada hal-hal penanaman nilai-nilai kebaikan dengan cara senantiasa mendampingi dalam berbagai aktivitas si anak. Mungkin pada umumnya orang berpikir bahwa mengajarkan anak nilai kebaikan pada waktu kecil tidak terlalu banyak berpengaruh karena si anak belum mengerti apa-apa. Sebenarnya disini lah letak kesalahan patal pada sebahagian orang tua.
Sering sekali kita mendengar keluhan dari orang tua, bahwa anak-anak mereka ketika dewasa tidak mau berbakti kepada mereka dan sulit sekali mengarahkan mereka kearah kebaikan. Jika hal ini terjadi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah sebagai orang tua harus mengitrofeksi diri kebelakang, apa saja yang telah diberbuat dan di berikan ketika anak waktu kecil? Sudahkah kita memberikan hal-hal yang terbaik kepada mereka? Sebesar apa perhatian dan kasih sayang yang kita berikan kepada mereka? Berapa lama waktu yang kita berikan kepada mereka untuk menemani bermain, belajar serta bercanda ria?
Sering sekali kita mendengar keluhan dari orang tua, bahwa anak-anak mereka ketika dewasa tidak mau berbakti kepada mereka dan sulit sekali mengarahkan mereka kearah kebaikan. Jika hal ini terjadi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah sebagai orang tua harus mengitrofeksi diri kebelakang, apa saja yang telah diberbuat dan di berikan ketika anak waktu kecil? Sudahkah kita memberikan hal-hal yang terbaik kepada mereka? Sebesar apa perhatian dan kasih sayang yang kita berikan kepada mereka? Berapa lama waktu yang kita berikan kepada mereka untuk menemani bermain, belajar serta bercanda ria?
Jika hal-hal itu tidak pernah kita lakukan, maka seharusnya kita jangan langsung menyalahkan anak kita, karena pada prinsip apa yang telah kita tanam, maka itu lah yang akan kita petik hasilnya dikemudian hari.
Hidup dikota metropolitan ini sangat sulit dan banyak tantangan yang akan dihadapi, khususnya bagi orang tua-orang tua yang mempunyai anak dalam masa pertumbuhan. Dibutuhkan kerja ektra dalam membina keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah dan bisa membentengi diri dari tangtangan yang berada di sekeliling kita.
Dengan demikian marilah kita bangun keluarga yang berdasarkan atas kekuatan Iman(Akidah) dan diwujudkan dalam melaksanakan Islam(Ibadah) lalu filosofi-filisofi ibadah di aplikan dalam kehidupan dalam bentuk akhlak yang mulia (Ihsan).
Selamat berjuang!!!
Hidup dikota metropolitan ini sangat sulit dan banyak tantangan yang akan dihadapi, khususnya bagi orang tua-orang tua yang mempunyai anak dalam masa pertumbuhan. Dibutuhkan kerja ektra dalam membina keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah dan bisa membentengi diri dari tangtangan yang berada di sekeliling kita.
Dengan demikian marilah kita bangun keluarga yang berdasarkan atas kekuatan Iman(Akidah) dan diwujudkan dalam melaksanakan Islam(Ibadah) lalu filosofi-filisofi ibadah di aplikan dalam kehidupan dalam bentuk akhlak yang mulia (Ihsan).
Selamat berjuang!!!