Tulisan ini sebanarnya sudah pernah saya tulis dan publikasikan di blog saya yang satu lagi dengan judul "Sedekah, Siapa takut"(http://zul279.wordpress.com/2010/06/) tapi blognya sudah tidak saya up date lagi.
Sekarang sengaja saya tulis kembali untuk mengenang adik kami Ryan (yang sebutkan namanya dalam tulisan saya dibawah ini) yang telah berpulang kerahmatullah hari Kamis tanggal 6 Februari 2014 kemarin, dan saya berharap jika ada manfaat dan kebaikan dari tulisan saya ini, semoga allah melimpahkan pahala kepada adik kami Ryan Fanani Otto. alfatihah...

Suatu Ketika Kami (Saya dan Ust. Dr. H. Andian Parlindungan, MA serta Ryan) di undang oleh sebuah pengajian ibu-ibu Pondok Indah untuk mengisi acara semi pelatihan di kawasan Puncak, Bogor. Puncak acara diisi dengan Muhasabah, zikir dan renungan pada pukul 03.00 wib pagi hari hingga sholat subuh berjamaah. Setelah selesai sarapan kami bertiga pamit pulang ke Jakarta untuk melaksanakan tugas-tugas yang lainnya. Sebelum pulang kami disalami oleh yang punya rumah (Bunda, begitu kami semua memanggil beliau) memberikan amplop yang berisi uang (mungkin berbeda berapa jumlahnya sesuai dengan tugas kami masing-masing).
Diperjalan pulang ketika di jalan tol, kami bertiga berbincang mengenai acara yang telah selesai dilakasankan. Dalam perbincangan bang Andian (begitu kami menganggil Ust. Dr. H. Andian Parlindungan, MA di keluarga) taklupa mengarahkan serta memberi nasehat kepada kami berdua ( saya dan Ryan) bahwa hidup ini harus berbagi, apalagi ketika mendapat rezeki. Khusus kepada Ryan, bang Andian mengatakan: “Ryan, jika kamu mendapat rezki berapa pun jumlahnya, maka biasakanlah berbagi (Sedekah) kepada orang lain, khususnya kepada kakak dan abangmu” begitulah kira-kira penggalan kata-kata yang diucapkan bang Andian kepada Ryan.
Saya yang sedang nyetir mendengarkan juga arahan dan nasehat yang disampaikan oleh bang Andian tanpa mengurangi konsentrasi saya mengemudikan mobil.
“Berbagi kepada saudara”, kata ini terekam dipikiran saya hingga kami sampai di jakarta. Intinya bang Andian menganjurkan kepada kami agar selalu bersedekah, baik kepada orang lain maupun kepada saudara kandung kita sendiri.
Momen bahagia ketika orang tua tercinta menyuapin kita makan


Setelah melalui rangkaian segala aktivitas, menjelang maghrib kami pun sampai kerumah. Tanpa pikir panjang saya langsung melaksanakan apa yang disarankan bang Andian tadi pagi, uang lima puluh ribu saya berikan kepada Kak Oca (kakak kandungnya Ryan karena saya tidak mempunyai kakak maupun abang kandung) yang sedang duduk nonton tv di ruang tengah. “Uang apa ini” tanya kak Oca. “Terima aja, berbagi rezeki aja kak” saya bilang, lalu pergi dengan hati tenang karena telah bisa melaksanakan saran dari bang Andian tersebut, walaupun bang Andian tidak mengetahui apa yang telah saya lakukan.

Keesokan harinya saya dan bang Andian berangkat kembali menjalani aktivitas kami sehari-hari, ceramah, mengajar, diskusi dan lain-lain. Ketika setelah selesai aramah agama yang disampaikan bang Andian di daerah Kampung Utan, Ciputat, salah seorang jemaah menghampiri saya dan menanyakan tentang jadwal ust. Andian untuk bulan depannya sambil menyalami saya dengan sebuah amplop.
Beberapa jam kemudian ketika waktu santai saya buka amplop tersebut, saya kaget ternyata dalam amplop itu berisi uang  Rp. 500 ribu. “Subhanallah, sungguh Allah maha menepati janji-Nya” guman saya dalam hati. Saya hanya bersedekah 50 ribu tapi luar biasa Allah memberi saya 500 ribu. Sepuluh kali lipat. Sungguh Allah Maha pengasih dan penyayang kepada hamba-Nya.
Tujuan saya mencerikan kejadian tersebut adalah untuk menambah keyakinan kita kepada apa yang diperintahkan Allah melalui firman-Nya dalam al-Quranul Karim, seperti yang terdapat dalam surat ali Imran (3) ayat: 133-134: ” Dan bersegerahlah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit,…”
Jika kita bersedekah semata-mata mengharapkan ridho Allah, Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda dari yang tidak kita sanggka-sangga. Ketika bersedekah kepada seseorang jangan terpikir dalam hati kita bahwa orang tersebut suatu saat harus membalas apa yang telah kita lakukan kepadanya.
Kita harus selalu ingat kepada hukum alam, barang siapa yang sudah menenam suatu saat ia akan memetiknya, jika hari ini ia menanam pisang, suatu saat ia akan memetik buah pisang, jika ia menanam mangga, ia akan mem
etik buah mangga dan seterusnya.
Untuk itu jangan kita takut mengeluarkan sedekah, marilah keluarkan sedekah sesering mungkin sesuai dengan kadar kemampuan kita masing-masing.
g dengan tidak melupakan kewajiban kita.
Mari kita biasakan bersedekah tanpa hitungan-hitungan agar Allah memberi rezeki kepada kita tanpa hitungan juga.
Salam bahagai dan sukses buat kita semua.